Hanya beberapa menit setelah menyatakan kesediaan mereka untuk mati demi Kristus, separuh dari anak-anak dari satu kelas Sekolah Minggu di Gereja Zion di Batticaloa dilaporkan tewas dalam serangan bom bunuh diri pada hari Minggu Paskah di Sri Lanka.

“Hari ini adalah sekolah Minggu Paskah di gereja dan kami bertanya kepada anak-anak berapa banyak dari kalian yang rela mati bagi Kristus? Semua anak mengangkat tangan mereka,” kata Caroline Mahendran, seorang guru Sekolah Minggu di gereja itu, menurut seorang tokoh Israel, Hananya Naftali. “Beberapa menit kemudian, mereka masuk ke ibadah utama dan ledakan itu terjadi. Setengah dari anak-anak itu tewas di tempat.”

Laporan ini muncul ketika jumlah korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di beberapa gereja dan hotel-hotel mewah di negara kepulauan itu, di mana jumlah umat Kristen kurang dari 10 persen dari 20 juta penduduk, terus naik menjadi 359 pada hari Rabu dengan lebih dari 500 orang terluka.

Fr. Kumaran, seorang pastor di Gereja Zion, mengatakan kepada Times of India bahwa ia menyaksikan kematian banyak dari anak-anak itu tak lama setelah berdebat dengan tersangka pelaku bom bunuh diri yang tidak ia kenal.

Saat itu sekitar jam 8:30 pagi, kata Kumaran, ketika dia melihat tersangka pelaku bom bunuh diri membawa tas di tangga gereja yang sudah penuh dengan jemaat.

“Saya bertanya kepadanya siapa dia dan namanya. Dia mengatakan dia adalah seorang Muslim dan ingin mengunjungi gereja,” kata Kumaran.

Kumaran mengatakan bahwa orang itu diantar pergi dari pertemuan itu oleh beberapa pastor lainnya karena sudah terlambat untuk misa. Ketika ia berjalan menuju podium, ia mendengar ledakan. Ketika dia berbalik badan, darah jemaatnya, termasuk banyak dari anak-anak kelas Sekolah Minggu, berhamburan di dinding-dinding gereja.

“Dua puluh delapan orang tewas, di antara mereka 12 anak-anak. Dua kritis,” kata Kumaran yang terguncang kepada wartawan.

Arasaratnam Verl, 41, mengatakan putranya yang berusia 13 tahun, V. Jackson, yang juga putra tunggalnya, berdiri di dekat pintu masuk gereja setelah menghadiri kelas Sekolah Minggu. Jackson terbunuh seketika.

“Kakak perempuan saya juga terbunuh. Dua adik perempuan saya dan kakak ipar saya sangat kritis,” kata Verl, seorang sopir taksi, kepada Times of India.

Verl mengatakan temannya, Ramesh, yang juga menanyai tersangka pelaku bom bunuh diri dan “mendorong pria itu keluar dari pintu gereja,” juga tewas ketika pria itu meledakkan dirinya tak lama setelah itu.

“Saya belum pernah mendengar suara ledakan bom sebelumnya. Kami awalnya mengira itu adalah ledakan ban,” kata S. Vikash, 21, seorang perwakilan medis yang tinggal di dekat gereja. “Ketika kami menyadari itu adalah ledakan, kami mengikuti suara mobil pemadam kebakaran dan ambulans. Pemandangan itu mengerikan. Ada darah dan potongan-potongan tubuh berserakan di mana-mana. Sangat menyayat hati melihat mayat anak-anak.”

Di luar Gereja Zion, pemboman di Sri Lanka pada hari Minggu juga menargetkan Gereja St. Anthony di ibukota Colombo, Gereja St. Sebastian di Negombo; serta hotel-hotel mewah di Colombo, termasuk Shangri-La, Cinnamon Grand dan Kingsbury. Rangkaian ledakan bom hari itu juga menewaskan 3 putri dari 4 orang anak dari orang terkaya Denmark, Anders Holch Povlsen.

Fr. Kanapathipillai Deivendiran, yang dijadwalkan untuk menyampaikan khotbah Hari Paskah di Gereja Zion pada hari Minggu, mengatakan kepada The Hindu bahwa jika dia tidak terlambat, dia mungkin juga telah terbunuh.

“Saya pergi setelah jam 9 lewat. Saya terlambat beberapa menit atau Anda tidak akan berbicara kepada saya sekarang ini,” katanya. “Saya tidak tahu bahwa ada ledakan beberapa menit sebelum itu, saya hanya berjalan ke tempat itu. Ketika saya masuk, saya terguncang oleh pemandangan itu – tembok-tembok telah runtuh sepenuhnya, ada mayat di seluruh lantai,” katanya.

Pemboman di Sri Lanka sekali lagi menunjukkan meningkatnya gelombang kekerasan terhadap umat Kristen di seluruh dunia. Menurut Open Doors USA, rata-rata 105 gereja dan / atau bangunan Kristen dibakar atau diserang setiap bulan. Itu lebih dari tiga per hari, dan hampir seluruh serangan itu diabaikan oleh media-media utama. Selain itu, rata-rata 345 orang Kristen terbunuh karena alasan yang berhubungan dengan agama setiap bulannya. Tentu saja angka-angka ini akan segera ketinggalan zaman, karena kekerasan terhadap orang Kristen terus meningkat di seluruh dunia, dan serangan mengerikan yang baru saja kita saksikan di Sri Lanka adalah contoh sempurna.

Nubuat Yesus (Yeshua):

Aku telah mengatakan hal-hal ini kepadamu supaya kamu jangan tersandung… saatnya tiba bahwa setiap orang yang membunuh kamu, ia berpikir sedang mempersembahkan ibadah kepada Allah. Dan mereka akan melakukan hal-hal ini kepada kamu, karena mereka tidak mengenal Bapa maupun Aku. Namun Aku telah mengatakan hal-hal ini kepadamu, supaya bilamana saatnya tiba, kamu dapat mengingatnya, bahwa Aku telah mengatakan kepadamu… Yohanes 16:1-4

Penglihatan Yohanes:

Dan ketika Dia membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh berkenaan dengan firman Elohim dan berkenaan dengan kesaksian yang mereka miliki.

Dan mereka berseru dengan suara yang keras sambil berkata, “Sampai kapan, ya Tuhan yang kudus dan yang benar, Engkau tidak menghakimi dan membalaskan darah kami terhadap mereka yang tinggal di bumi?”

Dan kepada mereka masing-masing diberikan jubah panjang putih. Dan kepada mereka dikatakan agar mereka dapat beristirahat sedikit waktu lagi sampai akan terpenuhinya jumlah mereka, sesama hamba-hamba dan saudara-saudara mereka, yang akan segera dibunuh seperti mereka juga. Wahyu 6:9-11

Referensi:

JUST MINUTES BEFORE BOMBS WENT OFF, CHRISTIAN CHILDREN AT ZION EVANGELICAL CHURCH WERE ASKED IN SUNDAY SCHOOL IF THEY WOULD DIE FOR JESUS CHRIST

The No. 1 Target for Hate Attacks? 105 Churches Are Attacked Every Month

Sri Lanka president asks for resignations of top officials, attack death toll at 359

Minutes after Sunday School class said they would die for Christ, half killed in Sri Lankan bomb blast

Sri Lanka Terrorist Bombers Denounced as ‘Animals’ for Killing at least 310 Christians on Easter

Nigeria: Jihad against Christians